Senin, 30 Maret 2015

Deskripsi H-63: Maskulin

Suara musik berdentam, menghentak lantai dansa. Lupakan segala persoalan, biarkan semua larut dalam alunan musik disko! 

Malam masih pagi. Andrea belum turun ke lantai dansa. Ia masih perlu mengisi kerongkongannya yang haus dengan segelas minuman soda. Ia memandang ke arah kaca bar dan merapikan rambut. Rambutnya yang dicat pirang dipotong lurus sebahu. Hidungnya ditindik, namun telinganya tidak. Lipstiknya merah menyala. Busananya hitam-hitam. Gaun malam dibalut dengan jaket kulit yang penuh asesoris paku-paku. Ia mengenakan sepatu boot selutut dan stocking hitam. Itulah Andrea, gadis yang memilih berdandan androgin daripada feminin. Selain itu, ia pun menganut paham feminisme. Tidak masalah tidur dengan pria mana pun yang membuatnya jatuh cinta. Hidup itu harus dinikmati, batinnya sambil mulai menyalakan rokok. Ia meniupkan asap rokok ke udara, memandang mereka yang sedang asyik mengayunkan badan. 

Tak sengaja matanya bertatapan dengan seorang pemuda yang tampak maskulin. Posturnya tinggi tegap. Cukup atletis, jantan! Rambutnya lurus berponi dipotong pendek model sekarang. Poni tersebut tak mampu menutupi wajah tampannya. Rahangnya kokoh menampakkan maskulinitas. Salah satu telinganya ditindik. Ia mengenakan kaos kelabu berkerah v dengan balutan jaket kulit perlambang kejantanan. Celana jeansnya pas di badan. Sepatu pantofelnya berkilat. Lengan kirinya mengenakan gelang model tali. Pemuda itu tersenyum nakal ke arahnya. Mata yang berkilat itu bagai mengajak bermain api. Andrea balas tersenyum dengan pandangan mata menantang. Kamu boleh juga ya, seringainya. 

Tak seberapa lama kemudian, pemuda itu datang menghampirinya. Berani juga dia!
“Ricky,” sahutnya sambil mengulurkan tangan. 

“Andrea,” sambut gadis cantik itu sambil tersenyum. 

“Mau nge-dance?” tawar Ricky dengan gestur atraktif. Andrea memperhatikan postur tinggi dan machonya dari atas ke bawah. Ia mulai tertarik pada pemuda satu ini. 

“Siapa takut?” tantangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar