Maya
memandang
layar komputer dengan tegang. Lekas! Segera! Nggak ada lelet!
Begitu Mas Luki, supervisornya bilang. Yaelah
Mas, siapa juga yang menunda pekerjaan? Wong ini kerjaan memang super duper banyak banget kok! Sudah menyegerakan satu desain cover buku,
desain cover buku yang lain belum kelar. Istilahnya kalau tunda kerjaan
satu, tumbuh seribu. Memang enak? Tahu load kerja yang begitu padat di kantor
ini, Maya pun selalu melekaskan pekerjaannya.
Apalagi Mas Luki itu tipikal supervisor idealis yang nggak pernah puas pada apapun yang dikerjakan bawahannya. Sudah
buat 3 alternatif masih minta dua lagi. Sudah minta dua, minta satu lagi. Total
enam. Yang di acc bos besar malah yang pertama dibuat. Betul-betul arahan yang nggak jelas! Maya misuh-misuh sendiri. Soalnya
bukan sekali dua kali Mas Luki seperti ini. Hampir tiap saat! Capek nggak sih?
Yah, sudah mah nyuruh ngeburu-buru kerjaan Mas Luki masih main
sindir-sindiran padanya! Dia bilang Maya facebook-an melulu
makanya kerjaan nggak ada yang kelar.
Ya ampun, gue udah dewasa kali Mas,
bisa milah-milih waktu kapan facebook-an kapan nggak! Lagian, situ juga facebookan melulu gue kagak protes! Makinya dalam hati.
Tapi sudahlah, betapapun
inginnya dia menimpali omongan Mas Luki yang nyelekit Maya memilih menahan diri. Fokus! Tinggal membuat file
potoshop buat emboss film setelah itu semua file bisa dikirim ke Mas Edi, orang
percetakan. Terus, resleting mulutmu sana, Luki! Geramnya dalam hati. Cover lainnya harus kelar besok. Daripada direcoki
terus sama omongan-omongan Mas Luki yang nggak
bikin panas telinga, lebih baik mengenakan earphone
dan menyetel lagu “Viva La Vida”-nya
Coldplay kencang-kencang. Rasain lu
Luki, gue cuekin! Batinnya sambil
meletetkan lidah ke arah layar komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar