Kilometer 10 menuju
lokasi tujuan, Beno, “Kepala Suku” perjalanan backpacker itu memutuskan
rombongan singgah di sebuah terminal di pinggiran kota kecil itu. Dari luar elf, lagu boys band Korea berdentum-dentum. Beno senyum-senyum sendiri, kumpulan
cowok-cowok ganteng itu memang bagus
kalau sedang menari. Tapi kok irama lagunya mirip dangdut koplo begitu? Sayang
sekali, ganteng-ganteng kok nyanyi dangdut koplo! Beberapa pemuda berpenampilan
alay mengelilingi pesawat televisi yang sedang menyetel video klip barusan. Seorang
abang penjual vcd bajakan tampak seru bercakap-cakap dengan mereka. “Astaghfirullah
hal azhiim!” Ini malah mikirin lagu koteka eh salah Korea, bukannya cari
makanan! Beno menegur diri sendiri.
“Pasukan, turun yuk, kita
cari makanan!” panggil Beno pada lima rekan lain seusianya disusul oleh koor suara
berat cowok-cowok yang umurnya sudah lebih dari beger ini. Jelas dong, namanya
juga mahasiswa tingkat dua!
“Bos!” seru Teguh, salah
seorang pasukan,”Saya di sini saja deh, jaga barang!”
“Sip! Kamu mau dibelikan
apa?” sahut Beno.
“Roti kopyor saja dua
bos!” seru Teguh. Teguh lebih mengutamakan menjaga barang berharga dan
tas daripada ikut makan bersama rekan-rekan lainnya. Bukan apa-apa, di tempat
seperti ini bisa saja ada orang jahat membuntuti. Kalau tidak hati-hati,
buntutnya mereka bisa kehilangan uang atau barang!
Sementara itu, Beno mengepalai
pasukan lain pesan mie ayam di warung terdekat. Sebenarnya di sekitar sana juga
ada nasi padang. Namun, relatif agak jauh dari tempat mobil elf ngetem. Lebih utama makan di
tempat terdekat saja untuk menanggulangi kalau-kalau mobil elf segera dipenuhi
penumpang lain sehingga mereka bisa secepat kilat menuju kendaraan nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar