Minggu, 15 Maret 2015

Deskripsi H-48: Dulu



Festival Bandung Tempo Doeloe itu kian meriah saat tampilnya Kelompok Orkes Keroncong “Gaja Baroe” yang dibawakan oleh sejumlah musisi muda. Suara biola mengalun syahdu mengawali pembukaan lagu lawas berjudul “Bandung Selatan di Waktu Malam.” Serombongan pria-wanita, tua-muda mampir dulu di depan panggung untuk menyaksikan pertunjukan lagu-lagu yang pernah tersohor pada masa lampau. Tak seperti orkes keroncong lampau yang banyak mengadaptasi alat musik yang terdapat pada gamelan sebagai pelengkap, orkes keroncong masa kini memadukan vokal dengan alat musik berupa ukulele, gitar akustik, biola, flute, cello dan kontrabas. Namun alat musik apa pun itu, suara yang dihasilkan tetap prima karena kemampuan bermusik para personelnya. Piawai betul sang pemain selo membawakan melodi mendayu yang seolah mengajak pendengar berkunjung ke zaman dahulu. Sebuah masa di mana jalanan kota Bandung masih dipenuhi oleh dokar. Di sisi trotoar, noni Belanda berjalan santai sambil mengobrol dengan sesamanya. Penjual tahu gejrot maupun peuyeum dan rujak bebek berjajar di pinggir jalan sambil menjajakan dagangan. Di bawah pepohonan besar, para tukang cukur duduk menanti rezeki. Angin sepoy-sepoy berhembus tenang menambah sejuk udara Kota Bandung. Mendengarkan lagu keroncong bagai menghampiri keabadian. Melodinya akan senantiasa membangkitkan kenangan di masa mendatang. Semoga musiknya tetap abadi bagi sekian generasi nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar