Lift itu sedang mengatas,
menuju ruang A20 di hotel tempat Indri menginap. Konferensi diadakan di aula
gedung yang sama mulai pukul 9 pagi hingga 5 sore esok hari dan 2 hari
berikutnya. Lift tersebut tidak persis menghadap jendela, sehingga rasanya
tiada bedanya dia berada di tingkat tinggi atau rendah saat ia
sampai ke lantai 35. Jumlah lantai di hotel ini ada 40. Dengan demikian,
tempatnya bermalam termasuk lantai atas.
Sesampainya di kamar,
Indri segera membongkar tas bawaannya. Baju-baju segera ditaruh di dalam lemari. Laptop dikeluarkan dan ditaruh di
atas meja yang berhadapan dengan sebuah televisi berlayar datar. Jam telah
menunjukkan pukul 6 sore.
Di meja makan tersedia
minuman sachetan seperti kopi maupun teh. Ada pula pelengkapnya seperti krimer
dan gula. Terdapat pula bumbu dapur sederhana seperti garam dan merica. Alat
makan di sana lengkap. Ada dapur kecil pula dan kitchen set untuk memasak
maupun menghangatkan makanan. Ia mengambil satu sachet kopi, krimer dan gula.
Semua dicampur menjadi satu dalam sebuah cangkir porselen. Kemudian, ia membawa
cangkir kopi itu ke ruang tengah. Disetelnya televisi kabel itu. Segala macam
channel top dunia ada di situ. Mulai dari BBC, ESPN, Fox, Food Channel, ABC,
Cartoon Network hingga Al Jazeera. Ia memilih menonton Food Channel yang sedang
membahas makanan-makanan kaki lima di Singapura.
Usai menyeruput kopi
panas, Indri bergegas mandi dan berganti piyama. Ia ingin mencari angin dengan
berdiri di atas balkon ruangan tempatnya menginap. Angin bertiup cukup kencang
saat ia membuka pintu. Langit telah gelap. Ia mencoba memandang langit malam
dari atas ketinggian. Indah sekali lampu-lampu yang menyala di bawah
sana. Tak jauh dari kawasan perkantoran dan perhotelan, terdapat pemukiman
penduduk di kerendahan langit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar