Aku mencintaimu meski kau
hanya seberkas sinar laser. Boleh kan aku menyebutmu seperti itu karena kau
adalah seekor kucing yang tidak normal? Kenormalanmu hanya selera
makan yang besar seperti kucing-kucing pada umumnya. Sisanya aneh, aneh,
aneh.
Hmm, aku curiga.
Jangan-jangan dulu kau adalah galaksi di mana sang bintang pusat semesta meledak
bak supernova? Dalam keabsurdan sinar matamu, kulihat energi listrik
tegangan tinggi yang menyala-nyala. Bola matamu yang besar itu memandangku
dengan absurd. Membuatmu terlihat bagaikan alien.
Saat kau naik ke
pangkuan, kubelai bulu putihmu yang mengingatkanku akan es puter rasa kopyor. Tubuhmu demikian ringan dan tipis.
Kakimu bergerak ke sana kemari. Terkadang kau bergoyang mengubah posisi
tidurmu. Lalu kau terbangun sambil mendengus dan menjilati bulu pendekmu. Ekormu
yang pendek bergoyang bak pantat kancil. Memang tampangmu tak ubahnya kancil
kecil yang centil, tengil dan dekil.
Keanehanmu tidak berhenti
sampai di situ. Wajahmu yang tirus coreng moreng dengan warna kelabu keunguan. Kalau
dilihat, mulutmu mengkerut di antara coretan-coretan itu. Seperti kismis! Telingamu
sangat besar. Bahkan jika keduanya digabungkan mungkin melebihi lebar mukamu. Kala
terbangun dari tidur, kau menatapku penuh keingintahuan bagai profesor
saintifik. Lalu, kau tertidur lagi dengan sebelah mata terbuka memandang
langit. Sungguh aneh melihat caramu berbaring. Kau tidur penuh semangat nyaris
sama bersemangatnya seperti saat kau melompat tinggi, tinggi sekali... Ya, kau
melompat 4-5 kali panjang tubuhmu bagai bintang sirkus! Di antara segenap
ciptaan Tuhan, kau adalah binatang peliharaan yang luar biasa. Kau lincah bak
karateka, kuat dan cerdas bak astronot, dan jumpalitan bagai juara olimpiade.
Kau akan menjadi pemenang utama di antara spesiesmu yang malas. Kaulah makhluk
kesayanganku, Ichalotta Ultra Galactica!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar