Lingkungan sekitarku telah berubah. Lihat apa yang berada
di bawah balkon itu: hanya rumah dan aspal. Pepohonan tampak makin
berkurang dan berkurang. Dulu saat aku SD di seberang sungai masih ada padang
rumput luas tempat Dessy, sahabatku berburu capung. Kalau diingat itu nyaris 20
tahun yang lalu. Dan di bukit sebelah sana, rimbun rumpun bambu masih menyejukkan mata.
Tak banyak yang bisa
kubahasakan dari masa kecilku. Hanya impresi demi impresi. Cahaya mentari nan
demikian murah hati menyimpan memori dari tatapan penglihatanku. Dulu
aku dan teman-teman berkejaran di sisi sungai itu memperebutkan pedang sakti.
Semenjak penampakan
rerimbunan satu per satu mulai menghilang, sinar surya nan ramah perlahan mulai
garang. Panas menyengat kulit. Kenangan masa kecilku bagai sembunyi di
baliknya, mencabik guratan indah dari secercah ingatan akan keramahan alam pada
masa itu. Mereka, makhluk hijau nan indah itu kini tersembunyi di balik
lapisan aspal nan tebal dan tidak memberi banyak toleransi bagi air untuk
mengalun menuruninya. Tak heran sudah jika daerahku kini cukup sering dilanda banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar