Dapatkan orang
menghasilkan karya jika pencapaiannya hanya materi? Bisa saja. Namun,
adakah kepuasan penuh di dalamnya? Tidak yakin. Orang picik hanya menilai kerja
keras seseorang berdasarkan berapa uang yang berhasil ia dapat. Sungguh
penilaian yang sempit.
Ini zaman yang aneh. Kerja
dan karya cipta manusia hanya diukur dari kondisi finansial mereka. Manusia
menjadi kering makna karena hanya mengejar komoditas. Bukan karya sejati yang
didapat, namun sesuatu yang secara komersil paling bisa diterima oleh
masyarakat luas. Memang itu bukan hal yang salah. Namun apa pun yang berlebihan
suatu hari nanti akan mencapai titik jenuh.
Malas rasanya membahas
fenomena yang terjadi di sekitar kita. Mengapa kerja keras yang tak
menghasilkan banyak uang dianggap sebelah mata oleh mereka yang mendewakan
harta? Dan kemalasan kian memuncak saat orang-orang ini menancapkan
cakar pada benak pikiran manusia. Mereka mencuci otak dan mendominasi pikiran
sebuah generasi dengan apa yang dinamakan ‘pensiun dini sebelum usia 40’. Ganjil, justru para pensiunan setelah
tidak bekerja merasakan kurangnya makna hidup. Ada sudut pandang kontradiktif
tergantung mata siapa yang memandangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar