“Tidak ada yang
mencurigakan di sekitar sini,” gumamnya. Lantas, ia berjalan hati-hati menuju kedalaman hutan. Pisau
kecilnya tangkas menebas ranting dan duri yang menghambat perjalanannya.
“Groook! Groook!” sebuah suara tak asing terdengar dari balik perdu. Sontak Aru sigap berbalik arah. Anak panahnya melesat, berlari memburu babi hutan yang dengan penuh ketangkasan melarikan diri.
“Sial, aku lengah!” makinya.
Tinggal empat anak panah
ia miliki. Tak boleh lagi ada babi hutan yang memanfaatkan kelengahanku!
Tekadnya.
Kesigapan diperlukan di
sini. Objek buruan tak boleh dianggap enteng. Gerakannya amat gesit. Ia pun
bertaring tajam, bisa melukai lawan kapanpun ia mau.
Aku tak boleh kalah!
Batin Aru dengan semangat membara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar