Sebenarnya kecil sekali
peluang aksi licik para pemain. Toh yang kini bertanding ialah pecatur cilik
yang lolos seleksi tingkat wilayah. Mereka bertarung memperebutkan piala
Menpora.
Mari kita arahkan
pandangan mata pada deret ketiga dari depan. Lihat meja keempat dari kiri. Kiara,
jagoan kita tengah beraksi. Bidak hitam miliknya dipandangi lama. Keringat
mengucur deras menyusul perpanjangan waktu. Ia mengambil napas panjang.
Bidak lawan persis berhadapan dengan kuda miliknya, hanya terpaut 4 kotak. Ayo
berpikir lebih keras lagi! Tekadnya. Pertarungan panjang ini tidak hanya mempertaruhkan
nama sekolah namun juga kehormatan kotanya.
Aku harus memperpendek
waktu pertandingan namun tak boleh berpikir pendek! Batin Kiara. Posisinya
saat ini terbilang sangat sulit. Perdana menteri bidak putih berdiri jumawa
memperlihatkan kepongahannya. Lama kelamaan Kiara tak berkutik diserang
dari sana sini. Persis dua kotak di belakang sang kuda hitam berdiri, Raja ciut
menghadapi keganasan lawan. Ia sudah dikepung punggawa dan kuda lawan! Benteng
mereka pun berjaga tiga kotak di sebelah kanan sang raja. Sungguh sigap Antonia - nama sang pemain lawan
– menempatkan jebakannya. Kiara gelisah. Akankah perjuangannya berakhir sampai
di sini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar