Senin, 20 April 2015

Deskripsi H-84: Tempur

Jazirah Arab bagaikan sebuah medan tempur tiada akhir. Tahun demi tahun silih berganti diselingi peperangan. Bayonet dan pedang terhunus. Pelatuk pistol dan bedil bersiap untuk ditarik saat musuh mendekat. Mortir siap dilontarkan. Rudal siap diluncurkan. Pasukan siap diterjunkan. Pesawat tempur selalu disiagakan. Perang dingin hanya ilusi, sementara satu letupan bisa memicu pemberontakan. 

Di sini Tuhan menempatkan harta dunia yang paling berharga, di sini pula Dia menurunkan risalah-Nya. Di tempat ini juga bangsa-bangsa saling bersaudara melakoni pertempuran mereka. 
Konon di sana ada sebuah bangsa yang dikutuk oleh-Nya karena tindakan mereka yang melampaui batas. Mereka dengki pada segenap umat manusia dan menginginkan semua orang celaka kecuali golongan mereka sendiri. Tanah yang semula dikaruniakan untuk mereka diambil kembali oleh-Nya. Hingga bangsa itu akhirnya berdiaspora ke seluruh penjuru bumi dan berbuat kerusakan di tempat mereka berdiam. Pada sebuah masa, penguasa Jazirah Arab yang arif mengizinkan bangsa mereka berdiam di tempatnya. Namun, mereka bukan bangsa yang tahu terima kasih. Alih-alih membantu ciptakan perdamaian, malah menjadi duri dalam daging. Mengadu domba, mengambil untung terlalu banyak, mengharamkan yang halal dan sebaliknya adalah di antara dosa-dosa mereka yang dibenci oleh-Nya. Tanpa bangsa ini, niscaya Jazirah Arab telah lama hidup aman dan damai. Namun, di akhir zaman Tuhan akan membuat perhitungan-Nya hingga mereka kumpul lagi di tanah itu. Setelah itu segenap penduduk dari segala penjuru akan mengepung bangsa itu. Lalu mereka bagai anggur yang dituai kemudian dibawa ke penggilingan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar