Keberadaannya selalu
bikin susah. Bersamanya sama dengan masalah. Jika bukan gara-gara suaranya yang
mendengung dari jauh ke dekat, dekat ke jauh itu manuver terbangnya yang
tak terbantahkan. Pasukan yang semula berjauhan serentak merapatkan
barisan. Mereka melaju cepat bagai kawanan pesawat jet. Kemudian salah satu utusan masuk ke
celah-celah kecil, menggaruk kulit dengan kaki-kaki kecilnya lalu, “Joss!”
dihisaplah cairan merah yang berfungsi mengangkut zat-zat makanan ke seluruh
tubuh. Gita mengaduh.
Kemarin Gita sudah
mengadakan inspeksi. Semua kaleng kosong dikumpulkan dan dijual ke tukang loak.
Tumpukan sampah yang menumpuk di depan rumah sudah diangkut gerobak sampah. Bak
mandi dikuras kemudian ditaburi abate. Kolong meja dan tempat tidur disemprot
dengan insektisida. Meja makan ditutup dengan tudung saji. Tempayan air dikuras
kemudian ditutup rapat-rapat. Barang bekas sudah dibuang semua. Ia pun menanam
lavender di pekarangan depan rumah. Biar dia tahu rasa!
Semalam Gita tidur nyenyak,
tanpa gangguan pendaratan kaki-kaki berwarna belang hitam-putih itu. Tidak ada
lagi bentol-bentol yang menghiasi kulitnya! Tidak ada lagi acara bangun tengah
malam hanya untuk memukul makhluk-makhluk itu dengan punggung tangannya.
Tubuhnya pun terasa segar karena bisa tidur nyenyak. Kini ia bebas merdeka!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar