Udara
dingin cukup menusuk. Oliver menggeretakkan gigi. Pagi pertama di bulan Mei. Oliver
melipat kedua lengannya. Jari jemarinya menekan-nekan lengan atas dan
memijatnya untuk memberikan kehangatan. Sejenak nelayan paruh baya itu mengibaskan
tangan untuk mengusir sapuan-sapuan kabut yang menyingsing di bibir pantai. Brrr…
Laut Baltik
semalam cukup ramah. Berkah samudera menganugerahi mereka ikan-ikan herring yang luar biasa banyak! Ikan itu
semua gemuk-gemuk dan melimpah, semelimpah zooplankton dan fitoplankton yang terapung
di atas permukaan air laut.
Oliver mengayunkan
jangkar ke daratan lalu menalikan tambatan kapalnya pada sebatang tongkat kayu
nan kokoh di pinggir dermaga. Ia menoleh sejenak ke geladak. Ratusan ikan tangkapannya
telah dimasukkan ke dalam peti es agar tetap awet dan segar. Oliver tersenyum
lebar memperlihatkan gigi. Hari ini tangkapannya banyak!
Dewi pagi
menampakkan sinarnya nan hangat keemasan. Berkas cahaya berbentuk segi lima
menyerupai bintang menyibak awan gelap yang perlahan menghilang. Sapuan lukisan
warna lembayung terabadikan pada saat menyingsing fajar. Air laut yang tenang
memantulkan pemandangan indah awan yang beriring di angkasa. Para nelayan yang
berdiam di sekitar Selat Kalmar, Swedia saling menyapa bersahutan. Suara burung
camar pagi itu terdengar lebih indah dari petikan harpa para dewi yang berbaris
parade di atas awan.
“Surstromming everybody!” Lucas, nelayan lain yang berusia terpaut 5
tahun di bawahnya mengacungkan kaleng ikan Herring Baltik yang telah
difermentasi. Pada masa lampau, orang Swedia menggarami ikan lalu mendiamkannya
selama 6 bulan hingga rasanya menjadi asam dan beraroma kuat. Mereka
menyimpannya di dalam wadah kayu. Kini, metodenya sedikit berbeda.
“Hurray!!!” Oliver, Hannes,
Olle, Ludvig, Otto, Filip, Leo dan para nelayan lainnya bergegas mengerubungi
Lucas.
“Istriku
membawakan bawang dan mashed potato,”
Olle menyodorkan Tupperware nya. Oliver
yang dituakan mendapat kesempatan pertama untuk mengambilnya. Ia membuat satu
jajar mashed potato dan satu jajar
bawang di atas lembaran Surstromming
lalu menggulungnya. Ia terkekeh melihat para nelayan lain yang lebih muda
berebut menyusun sandwich surstrommingsklamma.
Matanya mengerjap-ngerjap ceria.
“Hm,
makanan ini paling lezat diminum dengan svagdricka
(minuman dengan kadar alkohol rendah)!” seru Olle.
“Tidak,
paling enak tentu saja dengan bir ringan seperti pilsener!” sanggah Ludvig.
“Atau lager!” seru Hannes.
“Hohoho,
itu terserah kalian saja. Untuk orang tua seperti aku, paling lezat diminum
dengan susu dingin,” sahut Oliver. Matanya berbinar.
“Mari
bersulang!” seru Olle. Semua menyambut gembira sambil mereguk minuman pilihan
masing-masing sebelum menyantap surstrommingsklamma.
Mereka bercengkerama riang sambil mengelilingi sebuah api unggun. Atmosfer
udara diselimuti kegembiraan. Memang, tidak ada yang lebih menyenangkan selain kebersamaan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar