Senin, 20 April 2015

Deskripsi H-84: Tempur

Jazirah Arab bagaikan sebuah medan tempur tiada akhir. Tahun demi tahun silih berganti diselingi peperangan. Bayonet dan pedang terhunus. Pelatuk pistol dan bedil bersiap untuk ditarik saat musuh mendekat. Mortir siap dilontarkan. Rudal siap diluncurkan. Pasukan siap diterjunkan. Pesawat tempur selalu disiagakan. Perang dingin hanya ilusi, sementara satu letupan bisa memicu pemberontakan. 

Di sini Tuhan menempatkan harta dunia yang paling berharga, di sini pula Dia menurunkan risalah-Nya. Di tempat ini juga bangsa-bangsa saling bersaudara melakoni pertempuran mereka. 
Konon di sana ada sebuah bangsa yang dikutuk oleh-Nya karena tindakan mereka yang melampaui batas. Mereka dengki pada segenap umat manusia dan menginginkan semua orang celaka kecuali golongan mereka sendiri. Tanah yang semula dikaruniakan untuk mereka diambil kembali oleh-Nya. Hingga bangsa itu akhirnya berdiaspora ke seluruh penjuru bumi dan berbuat kerusakan di tempat mereka berdiam. Pada sebuah masa, penguasa Jazirah Arab yang arif mengizinkan bangsa mereka berdiam di tempatnya. Namun, mereka bukan bangsa yang tahu terima kasih. Alih-alih membantu ciptakan perdamaian, malah menjadi duri dalam daging. Mengadu domba, mengambil untung terlalu banyak, mengharamkan yang halal dan sebaliknya adalah di antara dosa-dosa mereka yang dibenci oleh-Nya. Tanpa bangsa ini, niscaya Jazirah Arab telah lama hidup aman dan damai. Namun, di akhir zaman Tuhan akan membuat perhitungan-Nya hingga mereka kumpul lagi di tanah itu. Setelah itu segenap penduduk dari segala penjuru akan mengepung bangsa itu. Lalu mereka bagai anggur yang dituai kemudian dibawa ke penggilingan. 

Minggu, 19 April 2015

Deskripsi H-83: Era

Berangkat dari kecintaan terhadap sejarah, sekumpulan orang lintas usia dan latar belakang berkumpul membentuk sebuah komunitas bernama Indonesian Renactor. Di antara kegiatan mereka ialah mengadakan reka ulang sejarah yang terkait erat dengan dunia militer. Momen berupa dirgahayu kemerdekaan maupun ulang tahun provinsi merupakan salah satu yang ditunggu oleh mereka dalam menampilkan aksi teatrikal di hadapan para penonton. Zaman pendudukan Nazi menjadi salah satu favorit mereka. Peralatan tempur Jerman pada era Perang Dunia II memang selain tergolong canggih pada masanya juga terkenal dengan desainnya yang ciamik. Begitu maskulin dan jantan. Seperti halnya desain seragam tentara Nazi yang memperlihatkan kelas eksklusivitasnya. Sangat masuk akal mengingat Hugo Boss  seorang perancang busana terkenal merupakan salah satu kreatornya.
Meski demikian, bukan berarti komunitas ini melupakan periode sejarah bangsa sendiri. Pertempuran pada masa kemerdekaan termasuk yang paling banyak dikreasikan. Jika menyaksikan reka ulang ini seolah waktu mengalami penghentian. Momen krusial yang mengantarkan bangsa ini menuju kebebasannya sekarang terhenti, bagai mengajak kita ke masa lalu sehingga bisa lebih menghargai arti dari sebuah sejarah.

Sabtu, 18 April 2015

Deskripsi H-82: Nada

Perkembangan musik indie saat ini sangat dipengaruhi oleh dunia digital. Eksperimen bebunyian yang sangat mudah dilakukan era sekarang menciptakan suara baru yang berbeda dengan musik konvensional.

Tentu saja musik genre ini tak bisa dibandingkan dengan musik klasik yang cenderung punya pakem dalam menciptakan melodi dan menyelaraskan simfoni. Musik indie lebih bebas dalam berkespresi. Meski demikian, tidak berarti para kreator nya tidak memiliki sense nada maupun irama, hanya bentuknya saja yang berada pada jalur berbeda.

Jumat, 17 April 2015

Deskripsi H-81: Eksis

2009 atau hampir 3 dekade sejak rilis perdana albumnya, U2 mengeluarkan album teranyar dengan bertajuk No Line On The Horizon. Eksperimen suara yang ditawarkan oleh album ini membawa pendengar (khususnya pemerhati U2 sejak album pertama) ke titik nol. Ada sebuah pengalaman baru dalam menjelajahi lorong suara yang ditawarkan dalam lagu-lagunya. Mengalir perpaduan misterius antara suara hening, pilihan jeda, gema maupun timbul tenggelamnya suara yang mencerminkan kekayaan melodi yang dimiliki oleh band sekelas U2. Alunan suara ini bermain di antara ada dan ketiadaan. Menciptakan nada-nada ambient yang menenangkan sekaligus menimbulkan rasa penasaran. Keberadaan nuansa ini demikian kental pada lagu berjudul Unknown Caller maupun White As Snow. Melodi yang menyuarakan keresahan terdengar pada lagu berjudul Fez  Being Born maupun Moment of Surrender meski dengan tone yang berbeda. Lagu Chedars of Lebanon sarat dengan eksperimen suara maupun perulangan-perulangan irama, bisikan maupun latar belakang suara bagai membawa kita ke dunia lain. Berbeda dengan lagu Get on Your Boots, Magnificent maupun Stand Up Comedy yang membawa karakter musik menghentak tak jauh dari album U2 sebelumnya yaitu How to Dismantle An Atomic Bomb keluaran 2004. I`ll Go Crazy If I Don`t Go Crazy Tonight mungkin terdengar agak mirip seperti lagu Noah atau Coldplay. Tidak mengherankan mengingat eksistensi U2 sebagai role model bermusik bagi sejumlah band besar.

Boleh dikatakan, sosok U2 yang ada kini telah mencapai kedewasaan bermusik. Band berkarakter kuat ini kian eksis menancapkan pengaruhnya di jagad musik dunia. Meski diakui penjualan album ini tak sebaik album-album sebelumnya mengingat perubahan industri musik masa kini. Namun karya-karya band asal Irlandia ini akan selalu jadi salah satu kiblat musik pop-rock modern bagi band-band penerusnya.

Kamis, 16 April 2015

Deskripsi H-80: Lahir

Kelihatannya benar yang dikatakan orang bahwa dunia manusia terdiri atas dunia dzahir alias dunia kasat mata atau bisa dilihat secara lahiriah (disebut juga dunia lahir) dan yang ghaib alias tak kasat mata. Dunia ghaib identik dengan sesuatu yang misterius.

 Tidak sembarang orang bisa melihat penampakan makhluk ghaib. Sebagian bilang, orang yang mampu menyaksikan kekasatan makhluk astral itu beruntung. Tak sedikit juga yang bilang sial. Entah mana yang benar. Demikian pula misteri di balik keinginan mereka untuk tampak di hadapan manusia. Barangkali sebagian dari mereka ingin menakut-nakuti orang, menampakkan eksistensi dirinya atau bisa jadi hanya iseng. Ada pula yang ingin eksis hingga sampai tertangkap alat perekam digital berupa audio, visual maupun keduanya. Yang jelas, alasan apa pun itu, sebagian manusia terbirit-birit karena ulah mereka. Sesuatu yang sebenarnya tak perlu terjadi jika manusia menyadari bahwa derajatnya lebih tinggi dibanding makhluk-makhluk semacam itu.

Rabu, 15 April 2015

Deskripsi H-79: Muka

Berhadapan dengan penderita down-syndrome seringkali menuntut kesabaran ekstra. A, sebut saja begitu adalah seorang penderita down-syndrome berusia 32 tahun. Dari permukaan penampilan lahir A tak berbeda dengan pria seusianya. Namun, dalam mental dia berada jauh di bawah orang normal seumurnya. Kedalaman pola pikir A jomplang dengan usia biologisnya. Dalam kasus A, bisa dibilang ia anak berusia 8 tahun yang terperangkap dalam tubuh pria berusia 32 tahun. Karena tingkat kecerdasan di bawah rata-rata, terhadapnya kita harus mengatakan satu hal berkali-kali agar ia paham. Seringkali pula ia mengulang-ulang pertanyaan mengenai hal yang sama.

Hal kontras lain di muka yang membedakan penderita down-syndrome dengan orang biasa ialah nafsu makan berlebih. Jika orang dewasa umumnya mengonsumsi tiga piring nasi dalam sehari (dengan asumsi kegiatan sehari-hari berjalan normal/tidak ada berlebih), orang down syndrome sekali makan bisa menambah hingga 2-3 kali. Dengan demikian, bisa dikatakan porsi makan per hari mencapai 6-9 piring. Anehnya jika karbohidrat diasumsikan sebagai asupan tenaga, pada penderita down-syndrome cenderung tidak demikian. Konsumsi karbohidrat berlebih ini justru menjadikan tubuhnya lemas hingga ingin beristirahat lebih lama meski minim kegiatan. Menurut sebuah penelitian memang ada kaitan antara struktur sel penderita down-syndrome dengan kecenderungan mengidap penyakit diabetes karena simpanan zat gula berlebih dalam darahnya yang tidak terbakar melalui jumlah tenaga keluar.

Selasa, 14 April 2015

Deskripsi H-78: Hantu

Arwah jahat berpesta! Para manusia tak berani mendekat. Tepatnya mereka berpesta di rumah tua yang dikelilingi kawasan pertanian itu. Sudah lebih dari seabad daerah itu ditinggalkan oleh manusia. ini menjadikan aura gelap di sekitar tempat itu semakin pekat. Tak heran kalau setiap harinya sampai menjadi malam para hantu, khususnya di tengah musim panas.

Namun, ada sesosok hantu soliter yang tinggal di kawasan tersebut. Tidak seperti hantu lain yang bersorak sorai mengelilingi dan memenuhi rumah, Roh jahat itu lebih nyaman mengasingkan diri. Meski itu tidak berarti memusuhi kawanan lainnya. Ia hanya lebih suka sendirian, begitu saja. Dan semua kawan hantunya mengerti.
Ya, dialah si hantu air. Wajahnya cantik bak malaikat. Rambutnya putih, panjang terurai hingga mengambang di atas kolam. Bahkan, helaian rambut itu terjulur hingga ke luar kolam. Tempat tinggalnya adalah sebuah reruntuhan kolam tua di mana dindingnya tertutup oleh lumut. Anehnya, sebuah tanaman teratai masih bisa tumbuh di muka air.

Bukan hantu namanya kalau tidak jahil. Si hantu air pun senang cekikikan seorang diri. Terkadang ia suka membenamkan diri di dalam air lalu muncul perlahan-lahan ke permukaan. Matanya menyala merah. Kemudian, ia mulai menyisir rambutnya dengan jemari sambil tersenyum. Lehernya mendongak menatap naungan pohon. Mulutnya menyeringai. Ia suka minum darah, terutama darah hewan air seperti ikan. Saat tak ada ikan, darah kodok pun ia minum. Setelah itu, ia akan mengerjap-ngerjapkan mata senang. Betapa nyamannya tinggal di tempat ini, pikirnya sambil memejamkan mata.

Senin, 13 April 2015

Deskripsi H-77: Jahat

Aura jahat menyelimuti rumah kosong yang sudah lama ditinggalkan itu. Udara kejahatan itu begitu kuat dan pekat sehingga tak ada orang yang sudi untuk sengaja mendekatinya. Kecuali terpaksa.
Ralph adalah satu-satunya. Setelah sempat tergabung dalam sebuah grup paranormal pengusir hantu, ia merasa tertantang untuk mengusir hawa keji yang ada di rumah itu seorang diri.

Ia pernah mendengar, dahulu rumah ini dihuni oleh seorang wanita penyembah setan. Kekejian begitu menguasai hatinya sehingga ia korbankan sang bayi yang baru lahir ke altar setan. Setelah itu, satu per satu anggota keluarga mati secara misterius. Hewan liar tak ada yang berani mendekat. Beberapa di antaranya ditemukan mati terkapar di tanah oleh penduduk sekitar. Desas-desus ini kian menyebar sehingga orang semakin menghindari kawasan itu.

Kini, di depan rumah itu tumbuh rumput ilalang dengan tinggi bermeter-meter. Sayang sekali, padahal dahulu rumah ini dirancang dengan baik, pikir Ralph. Berarsitektur klasik sekitar abad ke-19. Jika aku berhasil mengusir kejahatan dari rumah ini, mungkin seterusnya aku akan tinggal di sini, pikirnya lagi. Dan lagi, mungkin aku bisa sekalian melakukan kebaikan. Warga sekitar tak perlu lagi cemas dengan keberadaan hantu atau makhluk-makhluk jahat itu!

Semakin mendekati rumah, hawa aneh kian terasa. Dahi Ralph mengernyit. Udara di sekitar sini terasa begitu padat. Rupanya tidak hanya puluhan, bahkan mungkin ada ratusan roh jahat berkeliaran di sekitar sini! Mungkin ini akan jadi sebuah pertarungan yang berbahaya, gumamnya sambil memantapkan langkah menuju teras rumah besar itu.

Minggu, 12 April 2015

Deskripsi H-76: Kejar

"Kenapa semua orang begitu ingin memburu kamu, Axel?" Debbie bicara pada makhluk tak kasat mata itu sambil mempermainkan poninya. Axel - begitu Debbie memberinya nama - adalah sesosok poltergeist. Debbie belum pernah melihat sosoknya, namun keberadaan Axel bisa ia rasakan dari hawa di sekelilingnya.

"Meski semua orang mencoba mengejar, aku tahu kamu tidak jahat. Iya kan?" Debbie mengangguk-anggukkan kepalanya hingga rambut sebahunya terkibas lucu.

"Mommie suka lupa membereskan piring-piring itu saat selesai makan malam. Papa sering lupa menaruh jas di mana saja waktu pulang kerja. Kamu kan hanya membantu mereka menaruh barang pada tempatnya. Tidak seharusnya kamu mereka buru!" bela Debbie.

"Krieeeet...," terdengar suara pintu dapur dibuka. Mommie memandang Debbie cemas.

"Tolong kejar hantu itu! Aku tak mau lagi melihat Debbie bicara seorang diri!" kata Mommie pada seorang pria berkumis.

"Oh, jadi ini yang akan memburu Axel-ku?" Anak kecil itu memandang marah dan menghalang-halangi mereka di depan pintu.

"Debbie, biarkan ia masuk!" perintah ibunya.

"Please Mommie, Axel-ku tidak jahat! Ia suka menemaniku saat Mommie dan Papa bekerja!"belanya.

"Tapi kamu tidak boleh berteman dengan hantu, Debbie! Bertemanlah dengan tetanggamu, George!"

"Tidaaak! jerit Debbie, Mommie, kau tak tahu kalau George memelihara kurcaci jahat di ruang bawah tanah rumahnya!"

"Tetap saja kamu manusia dan mereka hantu, Debbie! Manusia hanya boleh berteman dengan manusia!" ujar Mommie cemas.

"Randy, segera buru hantu itu!" perintah Mommie pada sang pemburu hantu.

"Yes Maam!" sahutnya sambil mengeluarkan alat mirip penyedot debu dari tas besarnya. Debbie panik.

"Kaburlah, Axel! Kabur!" jeritnya kencang-kencang.
Axel, kamu harus melarikan diri supaya tidak ditangkap orang itu! jerit Debbie kian kencang.

Sabtu, 11 April 2015

Deskripsi H-75: Interaksi

Kucing ialah salah satu spesies hewan yang paling sukses dalam menjalin interaksi dengan manusia. Salah satu bukti terkuat ialah keberlangsungan hidup spesies mereka yang diperkirakan berjumlah sekitar 1,5 milyar di muka bumi saat ini. Secara kasat mata, mereka hidup bebas berkeliaran di jalan maupun perkampungan. Banyak di antaranya diadopsi manusia hingga tumbuh dan besar menjadi kucing domestik yang manja dan menggemaskan. Isolasi dari manusia adalah hal mustahil karena kucing adalah humans animal. Cara mereka berinteraksi membuat orang mudah menjadikannya sahabat.
Tidak seperti kerabat lain yang masih satu genus (di antaranya macan tutul dan macan kumbang) yang memilih hidup terisolasi di hutan dan pegunungan, kucing memilih untuk bermukim bersama manusia. Mereka bergaul, makan dan tidur dengan manusia.
Ada hubungan unik antara kucing dengan manusia. Sifat apik, ukuran yang sedang serta relatif tidak berbahaya, bentuk dan warna bulu yang memikat serta suaranya yang manis membuat manusia senang berhubungan dengan mereka. Tidak seperti tikus yang senang berada di tempat kotor, kucing ialah hewan yang tergolong bersih sehingga mudah disukai manusia. Selain itu, kejar tikus pun menjadi kegiatan yang ia sukai. Ini mengurangi kemungkinan buruk tikus menyebarkan penyakit pada manusia.
Sebuah kisah menarik tentang kucing berasal dari sebuah wilayah di Afrika. Suatu hari kucing berpikir: dengan siapakah ia harus bersahabat agar dapat hidup aman? Ia pun mencoba besahabat dengan kelinci. Namun kelinci mati diseruduk tanduk rusa. Lalu, kucing pun bersahabat dengan rusa. Sayangnya, kemudian rusa mati diserang macan tutul. Setelah bersahabat dengan macan tutul eh malah dikalahkan singa. Kemudian, singa pun dikalahkan oleh gajah. Karena beranggapan bahwa gajah itu besar dan kuat, kucing berpikir tidak akan ada yang mengalahkannya. Anggapan itu meleset. Ternyata seorang pemburu berhasil menembak mati gajah! Akhirnya, ia pun mengikuti pemburu pulang ke rumahnya. Saat itulah, sang pemburu terbirit-birit dikejar istrinya yang memegang sendok bubur besar. Kucing terkejut, ternyata makhluk terkuat di dunia adalah wanita! Sejak saat itulah kucing hidup di rumah mengikuti makhluk paling perkasa di dunia. Dengan kata lain, kita tak perlu heran melihat betapa gemarnya kucing berdiam di dapur menunggui ibu-ibu yang sedang memasak.

Jumat, 10 April 2015

Deskripsi H-74 Maju

Bangsa jin konon jauh lebih maju dibanding manusia. Pada masa manusia masih hidup primitif mereka telah lebih dulu akrab dengan teknologi. Bahkan konon menurut salah satu sumber, manusia mengenyahkan sebagian keprimitifannya melalui interaksi dengan bangsa jin. Beberapa teknologi canggih yang dimiliki makhluk gaib itu kemudian ditiru oleh manusia dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai bangsa yang lebih dahulu mendiami bumi, tidak heran jika mereka memperoleh banyak kemajuan karena lebih kenal medan.  Hal ini didukung oleh kecerdasan mereka sehingga dapat mewujudkan kecanggihan teknologi yang mungkin hanya bisa dilihat oleh sebagian kecil orang saja pada zaman sekarang.

Kamis, 09 April 2015

Deskripsi H-73: Percaya

Anto bersorak nyaris tak percaya saat pembawa acara televisi memilihnya untuk maju ke depan gara-gara goyangan maut saat musik dangdut membahana barusan. Berarti ia berkesempatan untuk mendapatkan hadiah bernilai ratusan juta rupiah!!!

"Namanya siapa Mas?" tanya MC sambil tersenyum.

"Anto," jawabnya antusias.

"Malam ini Mas Anto mendapatkan kesempatan mendapatkan hadiah spektakuler!!!" serunya.

Seluruh peserta kuis sorak sorai bergemuruh.

"Sekarang Mas Anto silakan pilih mau tirai satu atau sesuatu di kantong saya?"

Anto berpikir sejenak,"Tirai 1!" katanya yakin.

“Deal? "MC mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

“Deal!" serunya penuh keyakinan.

"Kita buka!" MC memberi instruksi, kemudian tirai pun terbuka. Terpampang jelas di tengah meja tulisan: Lihat koper nomor dua. Seorang model seksi memperlihatkan koper nomor dua yang tergeletak di atas meja.

"Isinya sebuah blackberry!" seru MC. Peserta heboh.

“Deal? Atau mau sesuatu di kantong saya?" pancing MC. Anto agak bimbang.

"Kantong saja," sahutnya.

"Oke, kita lihat apa yang ada di kertas ini. Tirai 3!" MC memperlihatkan teks di kertas pada penonton yang makin heboh.

"Kita buka saja sama-sama," MC mengarahkan lengannya pada tirai.

"Motor Yamaha!!!" jantung Anto berdegup kencang.

“Deal? Atau mau sesuatu yang ada di dalam kotak?" tawar MC. Hati Anto diliputi kebimbangan. Para penonton membuatnya bingung. Sebagian berteriak motor, yang lain  berteriak kotak. Pilih yang mana? Ia hampir kehilangan kepercayaan diri. Tapi, kalau sampai salah pilih dan malah dapat jam tangan rusak bagaimana?

"Ayo cepat dipilih! 5, 4, 3, 2, 1! MC memberi aba-aba diikuti koor para peserta.

Anto menggeleng-gelengkan kepala pasrah, "Deal!" serunya. Sepertinya lebih baik begitu. Ia tak boleh serakah. Tempo hari salah satu peserta kuis menyia-nyiakan Honda Jazz hanya demi sebuah sepatu butut!

Rabu, 08 April 2015

Deskripsi H-72: Bodoh

Wahyu kesal karena selalu dikata-katai gurunya dungu. Entah itu guru matematika, biologi, Bahasa Indonesia atau guru lain kerap mengata-ngatainya bodoh dan malas. Nyaris tak ada guru yang memotivasinya supaya pandai di sekolah ini.
Biarlah aku tenggelam dalam kedunguan, toh dari dulu aku begitu, maki Wahyu dalam hati. Ia sudah pasrah. Daripada pulang ke rumah, Wahyu lebih memilih keluyuran dan berteman dengan preman.
Kebodohan memang nyaris identik dengan dirinya. Tidak hanya guru, orang tua, keluarga besar bahkan para tetangga bilang ia bodoh. Hingga akhirnya Wahyu percaya dirinya bodoh. Padahal, mungkin saja dalam dirinya tersimpan kepandaian tersendiri. Dan entah siapa orang yang akan membuka kunci untuk membuktikan pada dunia bahwa Wahyu itu sebenarnya memiliki bakat spesial...  Wahyu sendiri tak pernah tahu bahkan tak peduli. Ia lebih memilih nongkrong di jalan sambil merokok memandangi kendaraan lalu lalang.

Selasa, 07 April 2015

Deskripsi H-71: Bahagia

Bahagia rasanya sudah putus dari pacar yang selalu bikin resah. Tenteram, tidak ada lagi ancaman cinta pudar hanya gara-gara salah pencet waktu mengangkat telepon. Tak perlu lagi ada keresahan menunggu sms darinya. Tak perlu kuatir dibilang cengeng kalau ia terlihat sedih atau dibilang bodoh saat keliru melakukan sesuatu. Memang, kebahagiaan itu tak bisa dinilai dari status.

Daripada punya pacar tapi tidak ada ketentraman ya lebih baik sendiri saja. Rika tak keberatan meski diejek teman-teman karena tidak ada yang apel saat malam minggu dan mentraktirnya makan. Dirinya layak dapat seseorang yang bisa berlaku lebih baik.

Senin, 06 April 2015

Deskripsi H-70: Dekat

Pandangan Gita rapat menerawang dari balik gorden jendela kamar. Sekelebat sinar terbias memantul dari kilauan embun. Hari baru telah tiba. Sungguh bahagia hidup jauh dari dia lagi! 

Keberadaannya selalu bikin susah. Bersamanya sama dengan masalah. Jika bukan gara-gara suaranya yang mendengung dari jauh ke dekat, dekat ke jauh itu manuver terbangnya yang tak terbantahkan. Pasukan yang semula berjauhan serentak merapatkan barisan. Mereka melaju cepat bagai kawanan pesawat jet.  Kemudian salah satu utusan masuk ke celah-celah kecil, menggaruk kulit dengan kaki-kaki kecilnya lalu, “Joss!” dihisaplah cairan merah yang berfungsi mengangkut zat-zat makanan ke seluruh tubuh. Gita mengaduh. 

Kemarin Gita sudah mengadakan inspeksi. Semua kaleng kosong dikumpulkan dan dijual ke tukang loak. Tumpukan sampah yang menumpuk di depan rumah sudah diangkut gerobak sampah. Bak mandi dikuras kemudian ditaburi abate. Kolong meja dan tempat tidur disemprot dengan insektisida. Meja makan ditutup dengan tudung saji. Tempayan air dikuras kemudian ditutup rapat-rapat. Barang bekas sudah dibuang semua. Ia pun menanam lavender di pekarangan depan rumah. Biar dia tahu rasa! 

Semalam Gita tidur nyenyak, tanpa gangguan pendaratan kaki-kaki berwarna belang hitam-putih itu. Tidak ada lagi bentol-bentol yang menghiasi kulitnya! Tidak ada lagi acara bangun tengah malam hanya untuk memukul makhluk-makhluk itu dengan punggung tangannya. Tubuhnya pun terasa segar karena bisa tidur nyenyak. Kini ia bebas merdeka!!!

Resensi Buku: Balada Si Roy


Judul Buku                 : Balada Si Roy
Penulis                        : Gol A Gong
Penerbit                      : Gong Publishing
Cetakan                      : Pertama, Mei 2010
Tebal                          : 672 halaman

Yang muda yang galau agaknya pas menggambarkan novel Balada Si Roy. Berawal sebagai serial bersambung yang dimuat di majalah Hai, Gramedia kemudian menerbitkannya dalam 10 judul. Kini, Balada Si Roy hadir kembali dalam bundel yang memuat seluruh kisahnya. 

Balada Si Roy menitikberatkan pada pergulatan batin Roy, sang tokoh utama sejak menginjak usia 17 hingga awal 20-an. Saat kecil, sang ayah yang sejak muda merupakan pecinta alam meninggalkannya dan ibunya untuk selamanya saat mencoba mencari jalan menembus gunung. Sang ayah hanya meninggalkan Joe, seekor anjing herder yang selalu menemani hari-hari Roy. 

Kisah berawal saat Roy dan ibunya pindah ke Serang, kota kelahiran sang ibu. Di sana, ia terus merintis karier sebagai penulis lepas di sejumlah majalah remaja sambil membantu mengantarkan jahitan ibunya. Roy yang diimage-kan bad boy memiliki wajah tampan berkesan macho, tubuh yang tinggi, atletis, keren, namun memiliki sifat meledak-ledak dan selalu mengikuti kata hati dalam menyalurkan energi masa mudanya yang berlebihan. Selain sering bolos sekolah, tak jarang ia terlibat baku hantam dengan geng orang berduit di sekolah barunya, geng motor penguasa jalanan, maupun preman yang ditemuinya di sepanjang jalan. Roy memang mengidentikkan diri sebagai ‘pejalan’ – orang yang hidup di jalanan, masyarakat kelas menengah ke bawah yang selalu menghadapi kerasnya hidup dan membuka mata lebar-lebar terhadap penderitaan rakyat kecil. Ia pun acapkali berhenti sekolah dan kuliah demi memenuhi hasrat bertualang. 

Dalam hal cinta, Roy nyaris tak mengenal kata berlabuh. Berangkat dari trauma akibat perlakuan kakak sepupu perempuan serta keluarga besar sang ayah padanya dan ibunya yang dianggap mencemari darah bangsawan mereka, sikap Roy pada perempuan yang dia sukai cenderung pahit. Sebagai playboy, ia selalu menggoda dan menggombali setiap gadis yang menarik hati lalu meninggalkan mereka pada saat perasaan sesaat itu sirna atau dia harus meneruskan perjalanan. Baginya, cinta itu ada dimana-mana, dirasakan lalu ditinggalkan. Namun, saat ia mulai merasakan ‘sayang’ – sesuatu yang baginya melebihi perasaan cinta- hubungan itu justru kandas di tengah jalan bahkan sebelum mekar. Memang, baginya cinta sejati hanyalah ibu yang selalu tabah dan bijaksana dalam menghadapi kerasnya hidup. 

Setelah membaca seluruh bundel, didapat  3 inti cerita, yaitu pergulatan batin, petualangan dan wanita. Digambarkan Roy mulai dapat menahan emosi serta belajar arti kesetiaan meski sempat tergelincir juga saat mengecap pengalaman sebagai backpacker di mancanegara bersama Ina Mayer, gadis Jerman. Keegoisannya untuk tidak pulang pada saat sang ibu sakit dan merindukannya harus dibayar mahal dengan kematian sang ibu pada saat ia pulang ke Indonesia. Tidak hanya itu, ia pun terpaksa mengakhiri hubungan dengan Suci, kekasihnya yang ternyata sama-sama tidak setia saat ditinggal Roy ke luar negeri. 

Membaca novel ini relatif berbeda dibandingkan novel inspiratif seperti ‘Negeri 5 Menara’ maupun ‘Laskar Pelangi’ karena tokoh utamanya berada di ranah abu-abu. Terkadang tenggelam dalam obat terlarang karena terpukul saat ditinggal Joe, berhenti dari sekolah, menenggak alkohol, larut dalam hiburan malam, hampir pacaran kelewat batas dan puncaknya terbujuk untuk bermalam dengan Ina Mayer, gadis bule bergaya hidup bebas. Namun, di sela-selanya, tak jarang ia merenungi kesalahannya, bertobat, berbuat salah lagi, lalu bertobat lagi, begitu terus menerus. 

Kelebihan novel ini ialah jujur dan berani bertutur apa adanya. Tak jarang, ia menyindir sulitnya berpendapat pada masa orde baru. Selain itu, disisipkan pula pengetahuan mengenai budaya serta adat istiadat Banten maupun tempat lain yang disinggahinya selama berpetualang keliling Indonesia maupun Asia. Terlihat upaya serius penulis melakukan survey untuk membuat cerita ini. Memang, sebagian besar kisah Roy terinspirasi dari pengalaman Gol A Gong, sang penulis sendiri dan terilhami oleh orang-orang yang ditemuinya. Tidak hanya itu, novel ini mengangkat pula isu kepedulian pada orang cacat agar mereka tidak rendah diri dan mampu berkontribusi pada masyarakat. 

Namun, novel ini tak luput dari kelemahan. Selain tokoh utamanya terlalu moralis, penulis terlampau menonjolkan maskulinitas dan kekuatan otot hingga terkesan seperti image yang digambarkan oleh iklan minuman berenergi. Karakter Roy pun tampak ‘gado-gado’ karena penulis seolah memaksakan diri membuat tokoh ‘ideal’ dengan menggabungkan sifat kepahlawanan koboy, keberanian Tom Sawyer, serta romantisme ala Hollywood. Walaupun buku jilid 7-10 sudah memiliki flow yang enak untuk diikuti, konflik pada buku-buku sebelumnya banyak yang terlalu dramatis bahkan terkesan mengada-ngada. Jika tiap bab tidak dibumbui oleh kegalauan, gombalan atau perkelahian, banyak kisah yang sarat plot khas sinetron. Misalnya saja adegan kebut-kebutan mobil di jalan raya atau ketika Roy berhasil meloloskan diri saat diajak bermalam seorang wanita mabuk. Ada lagi adegan Roy terlibat adu jotos di sebuah klub malam, lalu dalam cerita lain ia berusaha membela wanita tak dikenal yang anaknya hendak direbut mantan suaminya serta masih banyak lagi yang akhirnya membawa kesimpulan bahwa tokoh Roy ini mengidap penyakit ‘Super Hero Complex.’

Meski mencerminkan kegelisahan kaum muda, sangat dianjurkan bagi kalangan yang lebih tua untuk membimbing anak muda-khususnya yang masih abg- saat membaca novel ini karena bisa dibilang, beberapa konten Balada Si Roy cukup berbahaya bila diikuti oleh para abg yang minim pengetahuan dan masih mencari jati diri. Bahkan, penulis sendiri memilih untuk mengakhiri serial ini akibat protes yang dilayangkan oleh sebagian orang tua pembaca. Meski demikian, kita patut mengangkat jempol atas keberanian Gol A Gong yang sanggup mengangkat kisah hidupnya sendiri yang jauh dari kesempurnaan untuk diapresiasi dan diterima secara apa adanya sebagai bagian dari khazanah kehidupan.