Bolu kukus buatan ibu
memang terkenal enak. Makanya, saat ada tamu Andri pasti tidak kebagian. Karena
itu, mumpung ibu lengah lebih baik disikat saja! Lagipula ia tak akan mengambil
banyak-banyak kok. Cukup satu buah. Sementara di piring itu masih berjajar
selusin bolu kukus. Hilang satu, ibu tak akan panik kok! Tiba-tiba...
“Assalamualaikum!” ayah
masuk begitu saja ke dalam rumah. Saat Jumatan, memang sesekali ayah pulang ke
rumah untuk shalat di masjid dekat rumah sekalian makan siang. Lagipula, kantor
tak terlampau jauh dari rumah. Sedangkan pada hari Jumat jam istirahat di
kantor agak longgar. Tapi, ini berarti gawat! Andri segera menutup
lemari dapur perlahan sebelum ketahuan ayah. Waspada, sebelum kegawatan
yang lebih parah terjadi! Kemudian, ia beringsut ke ruang tamu dan senyum
mesem-mesem sambil menjawab,
“Waalaikumsalam!” ayah
mengacak-ngacak rambutnya sambil tertawa. Andri mengelus-elus dadanya:
Alhamdulillah, aku selamat dari marabahaya!
Eh, ternyata Andri salah
besar! Kemudian ayah membuka pintu lemari dapur dan mengudap satu bolu kukus.
Setelah itu, ia bilang mau beli lotek di luar. Lantas, ayah segera berganti
baju dan memakai kaos kaki, sepatu pantofel kemudian bergegas naik motor menuju
kantor kembali tanpa berpesan apa pun. Andri lemas. Bahaya, kalau begini
caranya bisa-bisa ibu malah menuduh aku yang mengambil bolu kukus itu!
Tapi, kalau
dipikir-pikir, mengambil satu atau dua pun, toh tetap ia yang disalahkan. Jadi,
daripada rugi, lebih baik ia ambil satu bolu kukus itu. Dan hap! Bolu tersebut
langsung masuk ke mulutnya. Persis pada saat itulah, ibu bangun...